JAKARTA, KOMPAS.com- Runtuhnya jembatan Mahakam
sepanjang sekitar 720 meter runtuh
hingga 500 meter di Kutai Kartanegara, Kaltim, yang menghubungkan Tenggarong
Seberang dengan Tenggarong Kota pada Sabtu (26/11/2011) pukul 16.30, terjadi
hanya dalam waktu 30 detik. Runtuhnya jembatan Mahakam menyebabkan tiga orang
tewas dan 14 orang luka-luka. Saat rubuh, terdapat belasan kendaraan baik
sepeda motor, truk, mobil, dan bus yang sedang melintas di atas jembatan.
Dengan demikkian, jumlah korban masih sangat mungkin bertambah.
Saat kejadian, jembatan itu sedang dalam perbaikan dengan
pengencangan-pengenduran baut. "Tiba-tiba ada tali putus kemudian secara
berantai tali lain juga putus. Runtuhnya jembatan hanya 30 detik," kata
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, malam
ini. Selama perbaikan jembatan tidak ditutup, sehingga dengan lalu lintas yang
ada, jembatan tidak kuat dan akhirnya ambrol.
Upaya pencarian dan evakuasi korban runtuhnya jembatan
Mahakam II di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur,
dihentikan sementara pada Sabtu (26/11/2011) malam. Alasannya, kondisi jembatan
masih labil dan dikhawatirkan akan ada runtuh susulan. Dari pantauan Kompas, tidak
ada lagi kapal tim penyelamat yang tampak di bawah jembatan.
Setelah runtuh, kondisi dua tiang pancang jembatan masih
berdiri namun konstruksi jembatan sudah ambrol ke dalam sungai Mahakam yang
kedalamannya berkisar 20 meter. Mur dan beton jembatan terpisah dari tiang
pancang sehingga kondisinya terlihat labil. Warga dan sanak keluarga korban
yang ingin mendekat ke jembatan diminta menjauh oleh petugas kepolisian dan
Satpol PP karena khawatir adanya bagian jembatan yang masih akan runtuh.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung menginstruksikan
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Pekerjaan
Umum Djoko Kirmanto untuk segera meluncur ke lokasi runtuhnya Jembatan Mahakam
II, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kedua menteri itu akan berangkat malam ini.
"Begitu presiden dapat laporan, langsung panggil
menteri terkait, seperti saya, Pak Kapolri, arahan-arahan Bapak begitu
jelas," kata Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi di tengah-tengah
acara pernikahan putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro
Yudhoyono (Ibas) dengan Siti Rubi Aliya Rajasa, di Jakarta Convention
Center, Sabtu (26/11/2011).
Presiden, kata Sudi, langsung menggelar rapat di
tengah-tengah resepsi putra bungsunya itu begitu mendengar kabar duka dari
Tenggarong tersebut. Dalam rapat tersebut dibahas langkah-langkah penyelamatan
korban dan pengamanan lokasi sekitar runtuhnya jembatan Mahakam II yang oleh
masyarakat setempat dikenal dengan sebutan jembatan Kukar.
"Langkah-langkah yang pertama dilakukan, pencaian
korban-korban yang belum ditemukan, pengamanan di tepi sungai maupun dekat
jembatan," ujar Sudi. Ditambahkan Sudi, Presiden menyampaikan duka
mendalam atas peristiwa robohnya jembatan terpanjang di Kalimantan yang
melintasi Sungai Mahakam itu.
Saat menilik jembatan Mahakan yang runtuh, Sabtu malam,
Awang mengakui, penyebab runtuhnya jembatan Mahakam masih diselidiki.
"Sejauh ini konstruksi tidak ada masalah. Jembatan ini kan baru berumur
sekitar 10 tahun," ucap Awang. Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi
memastikan sanksi akan diberikan kepada siapa pun yang bertanggung jawab atas
robohnya Jembatan Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
"Kalau ada kelalaian, siapa pun, di mana pun, akan
dapat sanksi," kata Sudi, Sabtu (26/11/2011) malam, dalam jumpa pers, di
Jakarta Convention Centre. Jumpa pers digelar menjelang resepsi pernikahan
Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dengan Siti Rubi Aliya Rajasa. Ibas adalah
putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sedangkan Aliya merupakan putri
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.
Kesimpulan:
Dari artikel di atas menurut saya itu karena kelalaian pihak pekerja karena di artikel tersebut disebutkan bahwa "jembatan itu dalam perbaikan". kenapa jika lagi ada perbaikan mengapa jalanan tidak di tutup sementara waktu sehingga para pekerja bangunan itu bisa konsentrasi memperbaikinya. Jika seandainya jembatan itu masih jatuh juga paling tidak korban yang jatuh tidak sebanyak ini. Presiden SBY sudah mengambil tindakan yang benar, dia tetap memperhatikan rakyatnya dan mengabaikan resepsi pernikahan anaknya yang diadakan sabtu malam jam 19.00 yang digelar di JCC. Harapan saya presiden harus bertindak cepat dalam mengambil keputusan. Seperti harus membangun jembatan secepatnya karena jembatan tersebut mata pencaharian orang di daerah tersebut. Dengan hancurnya jembatan tersebut maka hilanglah juga mata pencaharian orang-orang yang ada di sekitarnya yang kerjanya menyebrangi jembatan Mahakan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar