BAB I
1.1
Latar Belakang Masalah
Sistem pembangkitan listrik yang sudah
umum digunakan adalah mesin generator tegangan AC, di mana penggerak
utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling.
Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan generator, karena faktor
keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih generator
yangdioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk
generator-generator tersebut.Penyediaan generator tunggal untuk
pengoperasian terus menerus adalah suatu hal yangriskan, kecuali bila bergilir
dengan sumber PLN atau peralatan UPS.Untuk memenuhi peningkatan beban listrik
maka generator-generator tersebutdioperasikan secara paralel antar generator
atau paralel generator dengan sumber pasokanlain
yang lebih besar misalnya dari PLN.Sehingga diperlukan pula alat pembagi
beban listrik untuk mencegah adanya sumber tenaga listrik terutama
generator yang bekerja paralel mengalami beban lebih mendahuluiyang lainnya.
Berdasarkan arus yang dihasilkan, generator dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun searah memiliki manfaat bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
Sejak abad yang lalu sudah dimulai usaha untuk mengembangkan turbin gas, tetapi kurang berhasil dan perkembangan selanjutnyapun dapat dikatakan agak lambat bila dibandingkan dengan tenaga uap yang mencapai kemajuan pesat dengan makin tingginya tekanan dan temperatur uap, dan harganya randemen turbin gas sudah jauh ketinggalan. Konstruksi dan cara kerjanya turbin gas adalah, sangat mudah bila hanya didalam kertas (gambar desain), tetapu kenyataannya bila diwujudkan sangat sukar karena ada hubungannya dengan pemakaian bahan bakar turbinharus hemat.
Berdasarkan arus yang dihasilkan, generator dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun searah memiliki manfaat bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya untuk penerangan dan alat-alat pemanas.
Sejak abad yang lalu sudah dimulai usaha untuk mengembangkan turbin gas, tetapi kurang berhasil dan perkembangan selanjutnyapun dapat dikatakan agak lambat bila dibandingkan dengan tenaga uap yang mencapai kemajuan pesat dengan makin tingginya tekanan dan temperatur uap, dan harganya randemen turbin gas sudah jauh ketinggalan. Konstruksi dan cara kerjanya turbin gas adalah, sangat mudah bila hanya didalam kertas (gambar desain), tetapu kenyataannya bila diwujudkan sangat sukar karena ada hubungannya dengan pemakaian bahan bakar turbinharus hemat.
Akhir-akhir ini randamen dan daya yang dihasilkan turbin gas naik, karena gas yang bertemperatur tinggi telah bisa digunakan dan bekerjanya turbin langsung tergantung pada keadaan gasnya. Sekarang randemen turbin, sudah bisa mencapai sekitar 33% dengan temperatur diruang bakar dan sebelum rangkain sudut jalan pertama untuk turbin penggerak pesawat terbang adalah 12000c
1.1 Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini
dijelaskan tentang turbin air yang biasanya digunakan oleh pembangkit listrik
yang berskala kecil atau daerah. Tujuan dari makalah ini adalah untuk
mengemukakan beberapa paparan tentang mesin turbin.
1.2 Batasan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas tentang Generator AC
secara umum meliputi : pengertian Generator, pengertian mesin turbin, cara
kerja mesin turbin, bagian-bagian dari mesin turbin.
BAB II
A.
Pengertian Generator
Generator adalah salah satu
komponen yang dapat mengubah energi gerak
menjadi energilistrik.Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan teori medan
elekronik. Poros pada generator dipasangdengan material ferromagnetic
permanen.Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang
bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop.Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan tegangan dan aruslistrik
tertentu.Tegangan dan arus listrik yang dhasilkan ini disalurkan melalui kabel
jaringan listrik.
Berdasarkan
arus yang disalurkangenerator menjadi 2 jenis yaitu generator AC (bolak balik)
dangenerator DC(searah).Generator AC merupakan komponen yang dapat mengubah
energy gerak menjadienergi listrik.Penggunaan generator saat ini dapat
dimanfaakan sebagai pembangkit listrik.
B.
Sejarah Turbin Air
Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19
(termasuk kincir air) merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan pada
mesin dan menghasilkan kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh
dalam proses transfer energi.
Pada tahun 1866, tukang pembuat gilingan di
California, Samuel Knight menemukan sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah
konsep yang berbeda jauh. Terinspirasi dari system jet tekanan tinggi yang
digunakan dalam lapangan pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk
kincir yang dapat menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan dari
energi kinetik air pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang dialirkan
melalui sebuah pipa saluran. Turbin ini disebut turbin impulse atau turbin
tangensial. Aliran air mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada
kecepatan maksimum dan jatuh keluar sudu dengan tanpa kecepatan.
Pada tahun 1879, Lester Pelton, melakukan percobaan
dengan kincir Knight, dikembangkanlah desain ceruk ganda yang membuang air
kesamping, menghilangkan beberapa energi yang hilang pada kincir Knight yang
membuang sebagian air kembali melawan kincir. Sekitar tahun 1895, William Doble
mengembangkan ceruk setengah silinder milik Pelton menjadi ceruk berbentuk
bulat memanjang, termasuk sebuah potongan didalamnya yang memungkinkan semburan
untuk membersihkan masukan ceruk. Turbin ini merupakan bentuk modern dari
turbin Pelton yang saat ini dapat memberikan efisiensi hingga 92%. Pelton telah
memprakarsai desain yang efektif, kemudian Doble mengambil alih perusahaan
Pelton dan tidak mengganti namanya menjadi Doble karena nama Pelton sudah
dikenal.
Ján Andrej Segner mengembangkan turbin air
reaksi pada pertengahan tahun 1700. turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan
merupakan awal mula dari turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin yang
simpel yang masih diproduksi saat ini untuk pembangkit tenaga listrik skala
kecil. Segner bekerja dengan Euler dalam membuat teori matematis awal untuk
desain turbin. Pada tahun
1820, Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran kedalam.
Pada tahun
1826, Benoit Fourneyon mengembangkan turbin aliran keluar. Turbin ini sangan
efisien (~80%) yang mengalirkan air melalui saluran dengan sudu lengkung satu
dimensi. Saluran keluaran juga mempunyai lengkungan pengarah.
Pada
tahun 1844, Uriah A. Boyden mengembangkan turbin aliran keluar yang
meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya mirip dengan turbin
Francis.
Pada tahun 1849, James B. Francis
meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Dia
memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode engineering untuk
desain turbin air. Turbin Francis dinamakan sesuai dengan namanya, yang
merupakan turbin air modern pertama. Turbin ini masih digunakan secara luas di
dunia saat ini.
C.
Pengertian Turbin Air
Turbin air mengubah energi potensial
air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik
menjadi tenaga listrik. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan
secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum
dipakai untuk generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharukan.
D. Macam Turbin Air
Turbin air
dapat diklafikasikan berdasarkan beberapa cara, namun yang paling utama adalah
klasifikasi turbin air berdasarkan cara turbin air tersebut merubah energi air
menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi ini, maka turbin air di bagi
menjadi dua yaitu :
1.
Turbin impuls
Turbin
impuls adalah turbin air yang bekerjanya dengan merubah seluruh energi air
(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + kecepatan ) yang tersedia
menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menjadi energi puntir.
Turbin impuls merubah aliran semburan air. Semburan
turbin membentuk sudut yang membuat aliran turbin. Hasil perubahan momentum
(impuls) disebabkan tekanan pada sudu turbin. Sejak turbin berputar, gaya
berputar melalui kerja dan mengalihkan aliran air dengan mengurangi energi.
Sebelum mengenai sudu turbin, tekanan air (energi
potensial) dikonversi menjadi energi kinetik oleh sebuah nosel dan difokuskan
pada turbin. Tidak ada tekanan yang dirubah pada sudu turbin, dan turbin tidak
memerlukan rumahan untuk operasinya.
Hukum kedua Newton menggambarkan
transfer energi untuk turbin impuls.
Turbin impuls paling sering digunakan pada aplikasi turbin tekanan sangat
tinggi.
Contoh : Turbin pelton Turgo dan Michell-Banki (juga dikenal sebagai turbin
crossflow atau ossberger).
2.
Turbin reaksi
Turbin
reaksi adalah turbin air yang bekerjanya dengan mengubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi puntir.Turbin reaksi digerakkan dengan air, yang
merubah tekanan sehingga melewati turbin dan menaikkan energi. Turbin reaksi
harus menutup untuk mengisi tekanan air (pengisap) atau mereka harus sepenuhnya
terendam dalam aliran air.
Hukum ketiga Newton menggambarkan transfer energi
untuk turbin reaksi. Turbiin air yang paling banyak digunakan adalah turbin
reaksi. Turbin reaksi digunakan untuk aplikasi turbin dengan head rendah dan
medium
Contoh : Kaplan, Propeller, Bulb, Tube, Straflo dan Kincir air
Kincir Air
1. Pemilihan Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air
(energi potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator
menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerjanya , turbin air dibagi
menjadi dua kelompok:
-
Turbin impuls (cross-flow,
pelton & turgo)
untuk jenis ini, tekanan pada setiap sisi sudu geraknya lrunnernya -
bagian turbin yang berputar - sama.
-
Turbin reaksi ( francis,
kaplanlpropeller)
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada
beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan
jenis turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut Keller2
dikelompokkan menjadi:
Low head powerplant: dengan tinggi jatuhan air
(head) :S 10 M3
Medium head power plant:: dengan tinggi jatuhan antara low head dan
high-head High head power plant: dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi
persamaan
H ≥ 100 (Q)0-113
dimana, H =head, m Q = desain debit, m 31s
Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi
pengembangan PLTMH dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m, yang dapat
dikattegoirikan pada head rendah dan medium.
Tabel Daerah Operasi Turbin:
Jenis Turbin
|
Variasi Head, m
|
Kaplan dan Propeller
|
2 < H < 20
|
Francis
|
10 < H < 350
|
Peiton
|
50 < H < 1000
|
Crossfiow
|
6 < H < 100
|
Turgo
|
50 < H < 250
|
2. Kriteria Pemilihan Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk
suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin
dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang
mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
-
Faktor tinggi jatuhan air efektif
(Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan
faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin
pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller
sangat efektif beroperasi pada head rendah.
-
Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang
tersedia.
-
Kecepatan (putaran) turbin ang
akan ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct
couple antara generator dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi
(propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan
crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak
beroperasi.
Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan
spesifik, Ns", yang didefinisikan dengan formula:
Ns = N x P0.51W .21
dimana :
N = kecepatan
putaran turbin, rpm
P = maksimum turbin output, kW
H = head efektif , m
Output
turbin dihitung dengan formula:
P =9.81 xQxHx
qt
dimana
Q = debit air, m 3 ldetik
H = efektif
head, m
Ilt = efisiensi
turbin
=
0.8 - 0.85 untuk turbin pelton
= 0.8 - 0.9 untuk turbin francis
= 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow
= 0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan
Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu
berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air
adalah sebagai berikut:
Turbin pelton
|
12≤Ns≤25
|
TurbinFrancis
|
60≤;Ns≤300
|
Turbin Crossflow
|
40≤Ns≤200
|
Turbin Propeller
|
250≤Ns≤ 1000
|
Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin
maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Beberapa
formula yang dikembangkan dari data eksperimental berbagai jenis turbin dapat
digunakan untuk melakukan estimasi perhitungan kecepatan spesifik turbin, yaitu
:
Turbin pelton (1 jet)
|
Ns = 85.49/H0.243
|
(Siervo &
Lugaresi, 1978)
|
Turbin Francis
|
Ns = 3763/H0.854
|
(Schweiger &
Gregory, 1989)
|
Turbin Kaplan
|
Ns = 2283/H0.486
|
(Schweiger &
Gregory, 1989)
|
Turbin Crossfiow
|
Ns = 513.25/H0.505
|
(Kpordze &
Wamick, 1983)
|
Turbin Propeller
|
Ns = 2702/H0.5
|
(USBR, 1976)
|
Dengan
mengetahui besaran kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin dapat
diestimasi (diperkirakan).
Pada perencanaan
PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang tersedia adalah :
- Turbin
propeller tipe open flume untuk head rendah s.d 6 m
- Turbin crossflow 1 banki-mithell untuk
head 6 m < H < 60 m
Diagram
Aplikasi berbagai jenis Turbin
(Head Vs
Debit)
Tabel Putaran Generator Sinkron (rpm)
Jumlah
Pole (kutub)
|
Frekuensi
, 50 Hz
|
2
|
3000
|
4
|
1500
|
6
|
1000
|
8
|
750
|
10
|
600
|
12
|
500
|
14
|
429
|
Tabel Run-away speed
Turbin, N maks/N
Jenis Turbin
|
Putaran Nominal, N (rpm)
|
Runaway speed
|
Semi Kaplan, single
regulated
|
75-100
|
2-2.4
|
Kaplan, double
regulated
|
75-150
|
2.8-3.2
|
Small-medium Kaplan
|
250-700
|
2.8-3.2
|
Francis (medium &
high head)
|
500-1500
|
1.8-2.2
|
Francis (low head)
|
250-500
|
1.8-2.2
|
Pelton
|
500-1500
|
1.8-2
|
Crossflow
|
100-1000
|
1.8-2
|
Turgo
|
600-1000
|
2
|
Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan PLTMH
ini adalah :
-
Generator
sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan penggunaan
dua tumpuan bantalan (two bearing).
-
Induction
Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan turbin
propeller open flume
Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 phasa dengan keluaran
tegangan 220 V/380 V. Efisiensi generator secara umum adalah
-
Aplikasi
< 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8
-
Aplikasi 10
- 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85
-
Aplikasi 20
- 50 KVA efisiensi 0.85
-
Aplikasi 50
- 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9
-
Aplikasi
>. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95
Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini menggunakan
pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan
beban. Apabila terjadi penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan
dialihkan ke sistem pemanas udara (air heater) yang dikenal sebagai ballast
load/dumy load.
Sistem pengaturan beban yang digunakan pada perencanaan ini
adalah
-
Electronic
Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron
-
Induction Generator
Controller (IGC) untuk penggunaan IMA
Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara
lokal, dan terbukti handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini
terintegrasi pada panel kontrol (switch gear).
Fasillitas operasi panel kontrol minimum
terdiri dari
-
Kontrol
start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual
-
Stop/berhenti secara otomatis
-
Trip stop
(berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-under frekuensi.
-
Emergency
shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)
E.
Cara Membuat Mesin Turbin
Bahan-bahan:
Besi plat (tebal 0.9-1 mm) uk 19x19 cm.
2 bilah papan panjang 22 cm lebar (umumnya) 19.5 cm.
50 cm pipa pralon 2 in.
2 bh. bearing no 608ZZ.
1 btg. baut 4 mm (panjangnya 1 m) + 12 mur.
1 btg. baut 6 mm (panjangnya 1 m) + 10 mur: sebagai as.
Mata bor kipas 10 mm dan 21 mm. Mata bor besi 4 mm, 6 mm dan 8 mm (atau beli yg satu set, lebih murah).
Sedikit seng aluminium tipis.
½ kg resin dan 1ons katalis fiberglas.
Cara membuat turbinnya:
Besi plat (tebal 0.9-1 mm) uk 19x19 cm.
2 bilah papan panjang 22 cm lebar (umumnya) 19.5 cm.
50 cm pipa pralon 2 in.
2 bh. bearing no 608ZZ.
1 btg. baut 4 mm (panjangnya 1 m) + 12 mur.
1 btg. baut 6 mm (panjangnya 1 m) + 10 mur: sebagai as.
Mata bor kipas 10 mm dan 21 mm. Mata bor besi 4 mm, 6 mm dan 8 mm (atau beli yg satu set, lebih murah).
Sedikit seng aluminium tipis.
½ kg resin dan 1ons katalis fiberglas.
Cara membuat turbinnya:
1.
Bentuklah besi
plat menjadi bulat (atau oktagon bila sulit), bagi menjadi 20 sudut. Dari titik
tengah ukur 5 cm, tandai di tiap 90 derajat lalu bor dengan mata bor 6 mm. Bor
titik tengah dengan mata bor 8 mm.
2.
Potong baut batangan 4 mm (kunci 10) menjadi 4 bh.
Potong pula baut batangan 6 mm (kunci 12) sepanjang 40 cm.
3.
Bagi pipa pralon menjadi 4 bagian memanjang. Caranya:
lingkarkan kertas hvs sesuai ukuran pipa, maka dari kertas itu bagilah menjadi
4. Kemudian lingkarkan kembali dan tandai sepanjang pipa. Potong pipa 10 cm
sehingga menjadi 5 batang, baru potong tiap-tiap batang menjadi 4, sehingga
berjumlah 20 bh.
4.
Pasang baut 4 mm tsb, mur luar-dalam pada tiap lubang.
Ukur agar tiap baut sama tinggi. Pada bagian depannya jangan dulu dikeraskan,
tujuannya agar pada waktu memasang potongan pralon mudah.
5.
Pasang baut 6 mm, bagian belakang keluar 5 cm, sisanya
kedepan; mur luar-dalam.
6.
Pasanglah pralon-pralon menurut gambar, dengan pola
per 4 pralon, sehingga akan terdapat 4 rongga sebagai ruang untuk memasukkan
resin kebagian dalam. Setelah rata, baru kencangkan mur2 nya.
7.
Campur ¼ gelas (plastik bekas) resin + 2 tetes
katalis, aduk cepat. Bila kurang, boleh ditambah.
8.
Dengan kuas kecil, ulas resin ke dasar semua pralon2
luar-dalam, sekedar supaya tidak terlepas saja, tapi hanya pada salah satu plat
dulu (jgn sampai mengenai baut dan mur). Biarkan sampai kering. Usahakan
mengulas dengan cepat, karena resin mudah sekali mengental, apalagi bila
katalis terlalu banyak.
9.
Setelah kering, ulangi langkah diatas pada plat yg
lain. Kali ini ulasan resin lebih tebal dan lebih lebar kedalam (kecuali bagian
pralon2 yg belum terpasang).
10. Bila semua
pralon sudah terpasang, terlapis dan kering, lepaskan keempat baut 4 mm dari
plat. Guntinglah seng aluminium sepanjang diameter baut 6 mm, lebarnya setebal
bearing. Lingkarkan kebaut, masukkan bearingnya, pres dengan mur sampai mentok.
Berlaku untuk kedua bearing. Tujuannya agar bearing menjadi ketat menempel pada
baut (as).
F. Skema
Elektronik
G. Cara Kerja
Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama
yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Berikut proses Pembangkit
Listrik Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi
listrik.Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan
dengan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin).
Di rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin.
gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin
air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya
turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi
mekanik berupa berputamya poros turbin.
Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan
ke generator dengan mengunakan kopling. sehingga ketika baling-baling turbin
berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah
energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. kemudian energi listrik
tersebut akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke
rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).
BAB III
Daftar Pustaka:
Keller, S.:
Triebwasserweg und spezifische Probleme von Hochdruckanlagen. In:
Kleinwasserkraftwerke, Projektierung und Entwurf Published by Prof. Dr. S.
Radler, University for Soil Culture, Intitute for Water Management, Vienna,
1981
http://www.scribd.com/doc/34547383/Makalah-Turbin-Air